TUGAS:
1.
BUATLAH HASIL SCANER 2 BUAH GAMBAR ANDA TENTANG
SEL , DAN 2 BUAH GAMBAR PEMBANDING YANG LAIN YANG LEBIH LENGKAP DI DALAM BLOG
ANDA?
2. BUATLAH
HASIL SCANER 4 BUAH GAMBAR ANDA TENTANG JARINGAN TUMBUHAN , DAN 4 BUAH GAMBAR
PEMBANDING YANG LAIN YANG LEBIH LENGKAP DI DALAM BLOG ANDA?
3.
JELASKAN PROSES KULTUR JARINGAN SECARA LENGKAP
DAN BAGAIMANA APLIKASI PROSES TERSEBUT DI MASYARAKAT SEHINGGA PROSES INI DAPAT
DIMANFAATKAN DENGAN BAIK?
1. SEL
GAMBAR
A. Hydrilla Verticillata
B. Bawang Merah
GAMBAR PEMBANDING
A. Hydrilla Verticillata
B. Bawang Merah
2. JARINGAN TUMBUHAN
GAMBAR
A. Akar Tanaman Jagung
B. Akar Tanaman Kacang Tanah
C. Batang Tanaman Jagung
D. Batang Tanaman Kacang Tanah
GAMBAR PEMBANDING
A. Akar Tanaman Jagung
B. Akar Tanaman Kacang Tanah
C. Batang Tanaman Jagung
D. Batang Tanaman Kacang Tanah
3. KULTUR JARINGAN
Kultur Jaringan
adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman
seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media
buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah
tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri
& bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utamanya adalah perbanyakan
tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman, menggunakan media buatan
yang dilakukan di tempat steril.
Dalam
siklus hidupnya, setiap makhluk hidup mengalami pertumbuhan, perkembangan, dan
perbanyakan diri/perkembangbiakan sebagai cara untuk melestarikan jenisnya.
Proses ini berlangsung baik pada tingkat sel sebagai unit struktural dan
fungsional terkecil dari makhluk hidup maupun pada tingkat organ tubuhnya.
Perkembangbiakan makhluk hidup dapat terjadi secara
generatif ataupun vegetatif tergantung dari jenisnya. Perkembangbiakan secara
generatif melibatkan persatuan dari gamet jantan maupun betina. Pada tumbuhan,
perkembangbiakan secara vegetatif dapat terjadi secara alami, misalnya tunas,
anakan, rizoma, serta secara buatan, misalnya cangkok, setek, okulasi.
Pada bidang pertanian (hortikultura), perbanyakan
tumbuhan atau perbanyakan bibit tumbuhan secara besar-besaran kadang-kadang
sangat diperlukan. Kebutuhan ini dapat terpenuhi yaitu melalui kultur jaringan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi
bagian tanaman serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan
secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup
yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan
bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Teknik kultur jaringan dapat digunakan pula pada bidang-bidang lain,
misalnya bidang agronomi dan bidang pemuliaan tanaman.
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman,
khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit
yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara
lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam
jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas,
mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat,
kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat
dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.
Dasar teori yang digunakan dalam kultur jaringan tanaman
ini adalah sifat totipotensi, yaitu kemampuan untuk tumbuh menjadi individu
secara utuh pada kondisi yang sesuai. Hal ini terjadi karena pada setiap inti
selnya mempunyai materi genetik yang sama. Dengan demikian hanya sel-sel yang
sudah kehilangan intinya saja yang tidak memiliki sifat totipotensi, misalnya
sel-sel elemen tapis pada floem.
Pada
tumbuhan, setiap sel yang terdapat pada semua organnya (akar, batang, daun,
bunga, buah, dan biji) mempunyai sifat totipotensi, Sel-sel yang mempunyai sifat totipotensi merupakan sel-sel yang
belum terdiferensiasi atau sel meristem yang selalu membelah, dimana pada
lingkungan tertentu yang sesuai, sel-sel tersebut dapat berdiferensiasi menjadi
sel-sel lain. Oleh karena itu sel-sel yang sudah terdiferensiasi menjadi
jaringan misalnya daun, dapat mempunyai sifat totipotensi setelah mengalami
dediferensiasi (peremajaan kembali pada sel-sel yang telah terdiferensiasi)
melalui lingkungan/media yang sesuai menjadi sel-sel yang bersifat sebagai sel
meristem.
Organ tumbuhan umumnya mengalami pertumbuhan yang
terbatas yaitu berhenti tumbuh setelah mencapai bentuk tertentu (daun, bunga,
dan buah), serta pertumbuhan yang tidak terbatas yaitu tumbuh terus selama
kondisi lingkungan sesuai (batang dan akar) sehingga masih bersifat sebagai sel
meristem yang terus membelah. Oleh karena itu dalam memperbanyak tumbuhan
melalui kultur jaringan, lebih baik menggunakan bagian ujung batang, pucuk,
atau ujung akar sebagai eksplan.
Pada teknik kultur jaringan eksplan yang dikultur dalam media dasar akan
membentuk suatu masa yang tidak berbentuk berupa kalus yang merupakan bentuk
dediferensiasi dari bagian tumbuhan yang dikultur (eksplan). Sifat dari kalus
seperti sel-sel meristem yang jika disimpan di dalam media kultur yang sesuai
akan berdiferensiasi membentuk tunas dan akar atau tumbuh sesuai dengan zat
pengatur tumbuh yang digunakanKELOMPOK 3 :
1. Noverina Lola Yolanda
2. Rifqi Sandrian
3. Shintya Miadini
4. Suci Indah Sari
5. Syerent Mitasari Ketlin
KELAS : XI IPA RSBI 2
SEKOLAH : SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI