Senin, 29 Oktober 2012

TUGAS BIOLOGI KELOMPOK 3



TUGAS:
1.       BUATLAH HASIL SCANER 2 BUAH GAMBAR ANDA TENTANG SEL , DAN 2 BUAH GAMBAR PEMBANDING YANG LAIN YANG LEBIH LENGKAP DI DALAM BLOG ANDA?
2.       BUATLAH HASIL SCANER 4 BUAH GAMBAR ANDA TENTANG JARINGAN TUMBUHAN , DAN 4 BUAH GAMBAR PEMBANDING YANG LAIN YANG LEBIH LENGKAP DI DALAM BLOG ANDA?
3.       JELASKAN PROSES KULTUR JARINGAN SECARA LENGKAP DAN BAGAIMANA APLIKASI PROSES TERSEBUT DI MASYARAKAT SEHINGGA PROSES INI DAPAT DIMANFAATKAN DENGAN BAIK?

1. SEL
GAMBAR

A. Hydrilla Verticillata
B. Bawang Merah

GAMBAR PEMBANDING

A. Hydrilla Verticillata

B. Bawang Merah

2. JARINGAN TUMBUHAN

GAMBAR

A. Akar Tanaman Jagung
B. Akar Tanaman Kacang Tanah
C. Batang Tanaman Jagung
D. Batang Tanaman Kacang Tanah





GAMBAR PEMBANDING

A. Akar Tanaman Jagung



B. Akar Tanaman Kacang Tanah



C. Batang Tanaman Jagung



D. Batang Tanaman Kacang Tanah



3. KULTUR JARINGAN

Kultur Jaringan adalah teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri & bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utamanya adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman, menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.

   Aplikasi kultur jaringan

Dalam siklus hidupnya, setiap makhluk hidup mengalami pertumbuhan, perkembangan, dan perbanyakan diri/perkembangbiakan sebagai cara untuk melestarikan jenisnya. Proses ini berlangsung baik pada tingkat sel sebagai unit struktural dan fungsional terkecil dari makhluk hidup maupun pada tingkat organ tubuhnya.
            Perkembangbiakan makhluk hidup dapat terjadi secara generatif ataupun vegetatif tergantung dari jenisnya. Perkembangbiakan secara generatif melibatkan persatuan dari gamet jantan maupun betina. Pada tumbuhan, perkembangbiakan secara vegetatif dapat terjadi secara alami, misalnya tunas, anakan, rizoma, serta secara buatan, misalnya cangkok, setek, okulasi.
            Pada bidang pertanian (hortikultura), perbanyakan tumbuhan atau perbanyakan bibit tumbuhan secara besar-besaran kadang-kadang sangat diperlukan. Kebutuhan ini dapat terpenuhi yaitu melalui kultur jaringan. Dengan demikian dapat  dikatakan bahwa kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Teknik kultur jaringan  dapat digunakan pula pada bidang-bidang lain, misalnya bidang agronomi dan bidang pemuliaan tanaman.
Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif. Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga  tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional. 
            Dasar teori yang digunakan dalam kultur jaringan tanaman ini adalah sifat totipotensi, yaitu kemampuan untuk tumbuh menjadi individu secara utuh pada kondisi yang sesuai. Hal ini terjadi karena pada setiap inti selnya mempunyai materi genetik yang sama. Dengan demikian hanya sel-sel yang sudah kehilangan intinya saja yang tidak memiliki sifat totipotensi, misalnya sel-sel elemen tapis pada floem.
Pada tumbuhan, setiap sel yang terdapat pada semua organnya (akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji) mempunyai sifat totipotensi,   Sel-sel yang mempunyai sifat totipotensi merupakan sel-sel yang belum terdiferensiasi atau sel meristem yang selalu membelah, dimana pada lingkungan tertentu yang sesuai, sel-sel tersebut dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel lain. Oleh karena itu sel-sel yang sudah terdiferensiasi menjadi jaringan misalnya daun, dapat mempunyai sifat totipotensi setelah mengalami dediferensiasi (peremajaan kembali pada sel-sel yang telah terdiferensiasi) melalui lingkungan/media yang sesuai menjadi sel-sel yang bersifat sebagai sel meristem.
            Organ tumbuhan umumnya mengalami pertumbuhan yang terbatas yaitu berhenti tumbuh setelah mencapai bentuk tertentu (daun, bunga, dan buah), serta pertumbuhan yang tidak terbatas yaitu tumbuh terus selama kondisi lingkungan sesuai (batang dan akar) sehingga masih bersifat sebagai sel meristem yang terus membelah. Oleh karena itu dalam memperbanyak tumbuhan melalui kultur jaringan, lebih baik menggunakan bagian ujung batang, pucuk, atau ujung akar sebagai eksplan.
Pada teknik kultur jaringan eksplan yang dikultur dalam media dasar akan membentuk suatu masa yang tidak berbentuk berupa kalus yang merupakan bentuk dediferensiasi dari bagian tumbuhan yang dikultur (eksplan). Sifat dari kalus seperti sel-sel meristem yang jika disimpan di dalam media kultur yang sesuai akan berdiferensiasi membentuk tunas dan akar atau tumbuh sesuai dengan zat pengatur tumbuh yang digunakan

KELOMPOK 3 :
1. Noverina Lola Yolanda
2. Rifqi Sandrian
3. Shintya Miadini
4. Suci Indah Sari
5. Syerent Mitasari Ketlin

KELAS : XI IPA RSBI 2
SEKOLAH : SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI