Rabu, 10 April 2013

UJI URINE




Tujuan Kegiatan: Mengetahui pH urin, kadar klorida, kadar glokosa, dan kadar protein urin. 
Alat dan Bahan:
1.      Urin segar
2.      Kertas lakmus  (indicator universal)
3.      Tabung reaksi
4.      Pipet tetes
5.      Lampu Bunsen
6.      Penjepit tabung reaksi
7.      Biuret/millon
8.      AgNO3 10 %

Cara Kerja:

   1.     Uji PH urine
a.       Masukkan urin sebanyak 2 mL kedalam tabung reaksi
b.      Celupkan kertas indicator universal ke dalam urin
c.       Cocokkan perubahan warna kertas indicator dengan warna standar pH
d.      Catat hasil pengamatan

   2.     Uji kandungan Glukosa Urine
a.       Masukkan urin sebanyak 2 mL kedalam tabung reaksi
b.      Tambahkan 15 tetes reagen benedict ke dalam urin.
c.       Panaskan selama 1-2 menit.
d.      Amati perubahan warna dan endapan yang terjadi.
a)      Hijau     :kadar glukosa 1%
b)      Merah   :kadar glukosa 1,5 %
c)      Orange  :kadar glukosa 2 %
d)     Kuning  :kadar glukosa 5%

   3.     Uji protein urin
a.       Masukkan urin sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi
b.      Tambahkan 8 tetes larutan reagen biuret
c.       Amati perubahan warna yang terjadi
d.      Catat dalam tabel hasil pengamatan

   4.     Uji kandungan klorida(Cl)
a.       Masukkan 5 ml urin dalam tabung reaksi
b.      Tambahkan 5 tetes larutan AgNO3 10% ke dalam urin
c.       Amati perubahan yang terjadi adanya endapan putih menunjukkan adanya klorida radikal dalam urin






Tabel hasil pengamatan :

No.
Nama siswa
                                         Tes / Uji
Ph
Bau
Glukosa
Protein
Klorida
Warna mula2
1
Abdul Rais P
5
Pesin
2%
Biru
-
Orange
2
Nur Hailah
6
Pesin
1%
Biru
-
Kuning jernih
3
Reski Padilla
5
Pesin
2%
Biru
-
Orange
4
Kartini
6
Pesin
1%
Biru
-
Kuning jernih


 
 
Hasil Percobaan :

Urin Mula-mula 








Gambar 01 Urin (a) Kartini Natsir (b) Reski Padilla
(c) Nurhailah (d) Abdul Rais


Uji Glukosa


Gambar 02 Urin (a) Kartini Natsir (b) Reski Padilla
(c) Nurhailah (d) Abdul Rais

Uji Protein
  
Gambar 02 Urin (a) Kartini Natsir (b) Reski Padilla
(c) Nurhailah (d) Abdul Rais
Kesimpulan :

         Dari hasil percobaan yang kami lakukan maka kami mengambil kesimpulan bahwa urine dapat kita gunakan sebagai indikator, apakah ginjal kita dapat berfungsi dengan baik atau ginjal kita sedang mengalami kerusakan. Adri hasil uji urine yang kami lakukan, semua urine sedang dalam keadaan netral, sehingga dapat kita simpulkan bahwa semua ginjal dari teman-teman yang telah diuji berfungsi sebagai mana mestinya. 
















Teknologi untuk membantu pasien kelainan dan gangguan pada sistem ekskresi:
1.      Cuci Darah untuk pasien gangguan ginjal (NEFRITIS)
Cuci Darah (dialisis)


            Untuk melakukan cuci darah, pasien diletakkan pada suatu alat yang disebut mesin dialisis (dialiser). Selama cuci darah, darah pasien diambil melalui pembuluh nadi (arteri). Setelah darah dicuci, diperoleh darah bersih dan kembali dimasukkan ke dalam tubuh penderita melalui pembuluh vena.
            Cuci darah memerlukan waktu lebih kurang enam sampai sepuluh jam. Cuci darah dapat dilakukan sampai ginjal normal kembali, baik secara alami maupun melalui operasi.
            Perbedaan antara ginjal alami dengan dialiser ini yaitu ginjal dapat melakukan penyaringan, penyerapan, dan pengeluaran. Sedangkan dialiser hanya dapat melakukan penyaringan.

2.      Vaksin HBIG untuk pasien gangguan hati (HEPATITIS B)




3.      Cangkok Ginjal (transplantasi ginjal)
                                        
                        Cangkok ginjal dilakukan melalui operasi. Ginjal baru biasanya diletakkan di bawah ginjal pasien yang telah rusak.
            Akan tetapi, cangkok ginjal kadang-kadang gagal karena ginjal baru ditolak oleh tubuh penderita. Hal ini dapat terjadi karena system kekebalan tubuh penderita menolak ginjal baru yang dianggap sebagai jaringan asing. Akibtanya, tubuh penderita mencoba menghancurkan ginjal yang masuk ke dalam tubuh.
            Untuk mengurangi resiko ini, organ ginjal yang dicangkokkan ke penderita berasal dari anggota keluarga atau kerabat terdekat penderita kerusakan ginjal.